Kunjungan resmi Grand SYEKH AL-AZHAR ke Wakil Presiden Indonesia

Syeikhul Akbar (Grand Syekh) Al-Azhar Mesir, Prof Dr Ahmed Mohamed Al-Thayeb, pada malam 23/2 melakukan kunjungan resmi ke Wakil Presiden (Wapres) HM. Jusuf Kalla. Kunjungan Grand Syekh itu sebagai rangkaian kunjungan pimpinan tertinggi Al-Azhar selama enam hari ke Indonesia. Dari pantauan laman dmi.or.id, Wapres yang juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu menerima Grand Syekh di Istana Wapres, Merdeka Selatan dalam suasana penuh keakraban dan kekeluargaan. Bahkan Grand Syekh mengaku jika kunjungannya ke Indonesia ini mendapat sambutan yang luar biasa, baik dari pemerintah maupun masyarakat Indonesia.
 “Saya merasa bahagia sekali, disambut pemerintah dan masyarakat Indonesia dengan penuh suka cita. Ini sambutan yang sangat hangat dan penuh kekeluargaan,” ujar Syekh Thayeb dalam sambutannya. Grand Syekh menegaskan, bahwa hubungan antara Indonesia dan Mesir sangat erat dan panjang. Menurutnya, sudah sejak lama orang Indonesia belajar menuntut ilmu di Al-Azhar, dan semakin banyak hingga saat ini. “Saat ini ada sekitar 5000 pelajar dan mahasiswa Indonesia yang belajar di Al-Azhar di antara mereka ada yang menapatkan beasiswa. Saat ini setiap tahun Al-Azhar memberikan 20 beasiswa kepada mahasiswa Indonesia selain itu setiap tahun Al-Azhar mengirim guru bahasa Arab ke sekolah sekolah di Indonesia dengan jumlah 31 orang,” lanjut dia. Grand Syekh juga menyebut posisi Indonesia sangat penting dalam kancah dakwah dan pergaulan internasional. Untuk itu, di hadapan Wapres JK dan sekitar 50 tamu undangan, Grand Syekh Thayeb berjanji memberikan perhatian khusus terhadap mahasiswa Indonesia di Mesir. Ia juga berjanji akan memberikan tambahan beasiswa bagi Indonesia agar lebih banyak yang dapat menuntut ilmu di Al-Azhar, dan ikut menyiapkan mereka menjadi calon-calon pemimpin yang sukses di bidangnya kelak.
 Hadir dalam kesempatan kunjungan yang dibalut jamuan makan malam tersebut antara lain Menko Pembangunan Manusia dan Kebuidayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, Wamenlu AM Fachir, perwakilan kedubes asing, dan tokoh-tokoh Islam seperti Din Syamsuddin, Hasyim Muzadi, Nasaruddin Umar, Quraish Shihab, Alwi Shihab, dan lainnya. Wapres Kalla meminta dan mengajak Al-Azhar dan Mesir secara keseluruhan, dengan kesamaan pemikiran dan pentingnya membumikan ajaran Islam yang wasathiyah (moderat), kedua negara dapat mempelopori gerakan dan dakwah yang moderat tersebut. Upaya ini, kata JK, penting dilakukan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa wajah Islam yang ramah dan moderat itulah sejatinya yang benar dan dianut oleh mayoritas muslim dunia. Tudingan Islam sebagai agama yang mengajarkan kekerasan, katanya, jelas salah dan tak berdasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar