Doa dari berbagai perwakilan agama bagi Kedutaan Besar Australia baru

Menurut laman Viva.co.id, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, meresmikan kompleks baru Kedutaan Besar Australia di Indonesia. Kedubes yang terletak di Patra Kuningan, Jakarta Selatan ini, merupakan yang terbesar yang pernah dibangun oleh Pemerintah Australia.
 Dalam peresmian tersebut, hadir pula mantan Presiden RI ketiga, BJ Habibie, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kedubes Australia juga secara khusus mendatangkan tetua Aborigin untuk melakukan ritual khusus dan pemberkatan doa dari berbagai perwakilan agama yang ada di Indonesia.

Hizbut Tahrir Gelar Muktamar Tokoh Umat

Bertepatan dengan Bulan Rajab 1437 Hijriah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) (gerakan dilarang di beberapa negara. - Nota kami) DIY menggelar Muktamar Tokoh Umat, kabarnya laman republika.co.id. Agenda yang dihadiri lebih dari seribu peserta ini sengaja diselenggarakan untuk menciptakan pemahaman dan dukungan terhadap gagasan besar Hizbut Tahrir mengenai penegakkan khilafah. "Tema mukhtamar kali ini adalah Syariah dan Khilafah mewujudkan islam rahmatan lilamamin. Ini sesuai dengan kondisi kekinian umat yang terus dirundung masalah," tutur Perwakilan DPD I HTI DIY, Yusuf Mustaqim di Aula Wanitatama, Ahad (24/4). Menurut dia, rezim pemerintahan Indonesia yang terus berganti-ganti saat ini belum juga memberikan dampak positif bagi Indonesia. Hal ini terjadi karena umat telah hidup jauh meninggalkan syariah. Maka itu perlu ada institusi yang menaungi umat dalam pemerintahan berkonsep islam. Yusuf mengakui, gagasan HTI selama ini sering kali dianggap sebagai sesuatu yang terlalu tinggi dan seolah sulit dicapai. Namun ia meyakinin gagasan kekhalifahan membuat harkat dan martabat umat islam dapat terlindungi. Oleh karena itu HTI sengaja menyelenggarakan mukhtamar untuk menyosialisasikan gagasan tersebut. "Makanya yang diundang ke sini banyak. Bukan hanya dari internal HTI. Tapi juga dari lintas ormas islam lain," papar Yusuf. Termasuk dari kalangan akademisi, profesional, pemerintah, partai politik, militer, hingga ulama. Adapun peserta berasal dari lima daerah administrasi DIY. Antara lain Kota Yogyakarta, Bantul, Gunungkidul, Sleman, dan Kulonprogo. Menurut dia, agenda Mukhtamar Tokoh Umat 1437 Hijriah ini tidak hanya digelar di Yogyakarta.  Sebagai agenda rutin tahunan acara ini diselenggarakan serentak di 63 kota besar di seluruh Indonesia. Sementara itu, Ketua DPD I Muslimah HTI DIY, Agustina Purliana mengemukakan, institusi berbentuk khilafah sangat penting keberadaannya. Selain menjamin kesejahteraan rakyat, khilafah dapat berperan sebagai penjamin pelaksanaan syariah. "Mau tidak mau ya memang harus ada institusinya. Kalau institusinya tidak ada ya akan sulit menerapkan syariah islam di tengah masyarakat," kata Purliana. Ia mencontohkan tentang aturan menutup aurat. Saat ini banyak muslimah membuka auratnya. Padahal menutup aurat jelas merupakan hukum wajib dalam Islam.

HUT Gereja-Gereja Pentakosta di Indonesia ke-95

Pada tanggal 26-29 April 2016 akan dirayakan HUT ke-95 keberadaan gerakan Kristen Pentakosta di Indonesia (aliran baru ekstatis). Pada Th 1921 di Indonesia datang lima misionaris Pentakosta pertama, antarnya: Rev. Yohannes Gerhard Thiessen (papa Thiessen), seorang Ukraina dari De Bond Voor Evangelisatie serta De Zendings Vereeniging (Belanda) dan Dr. R. Van Kleveren dari Bethel Temple (Seatle, AS). Pada 29-30 Maret 1923 di Cepu, Jawa Tengah mereka telah membaptis 13 orang. Aliran Pentakosta dalam waktu singkat menjadi yang paling banyak denominasi Protestan Indonesia dan telah memiliki cabang-cabangnya di luar negeri. Lembaga-lembaga Pentakosta yang tertua, y.i. Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) serta Gereja Gerakan Pentekosta (GGP).

Rev. Y. G. Thiessen (sumber foto: sggpentakosta.wordpress.com)

Umat nonmuslim meriahkan pembukaan MTQ Kotawaringin Timur

Puluhan umat non-Muslim turut memeriahkan pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Ke-47 Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (17/04), memberitahu laman antaranews.com.  Mereka, yang terdiri atas jemaat Gereja Kalimantan Evangelis Tumbang Sangai dan umat Hindu Kaharingan, ikut menjadi "anggota" kafilah dari Kecamatan Telaga Antang saat parade 17 kafilah peserta MTQ dalam acara pembukaan yang dihadiri Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi. Dalam parade itu, kehadiran kafilah Kecamatan Telaga Antang, yang merupakan tuan rumah MTQ Ke-47, memang cukup menyita perhatian. Selain jumlah anggotanya lebih banyak, juga tampak sebagian anggota yang mengenakan pakaian berbeda dan perempuannya tidak mengenakan jilbab seperti halnya peserta perempuan lainnya. Kehadiran umat non-Muslim itu kontan mendapat apresiasi dan aplaus dari ribuan warga yang menghadiri pembukaan MTQ.

Karena Mengumandangkan Adzan Subuh, Seorang muadzin Dibunuh

Rantau Prapat, Sumatra Utara I Seorang muadzin bernama Darwin di gorok lehernya hingga tewas. Pelaku merasa terganggu saat Darwin mengumandangkan adzan subuh di salah satu masjid di Rantau Prapat. Telah Syahid DARWIN NST, di RSUD Rantau Prapat. Korban penganiayaan di Rantau Prapat Sumatera Utara. Beliau dianiaya karena mengundangkan azan di salah satu masjid, lantaran suara azan dianggap mengganggu tidur." demikian di jelaskan di grup Facebook Brigade Ahlussunnah Waljamaah - Cyber Army sebagaimana dilansir SuaraBMI.com.

Cambuk pertama atas non-Muslim di Aceh

Pelaksanaan hukuman cambuk terhadap seorang wanita beragama Kristen di Takengon Aceh karena menjual alkohol tak sesuai dengan aturan dalam Syariat yang hanya diterapkan untuk Muslim, menurut kepala dinas Syariat. Syahrizal Abbas, Kepala Dinas Syariat Islam Aceh mengatakan dalam qanun jinayah diatur jelas bahwa pemberlakuan hukuman hanya untuk Muslim.
 "Kecuali bila dia (pelaku) dengan sadar minta dihukum cambuk, atas kesadaran sendiri. Garansi bahwa syariat hanya berlaku bagi Muslim adalah UU No 11 tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh," kata Syahrizal kepada BBC.com. Qanun Jinayat mulai diberlakukan di Aceh sejak Oktober lalu dengan hukuman cambuk antara lain diberlakukan dan mencakup khalwat (mesum), khamr (alkohol) dan maisr (perjudian). Sejak diberlakukan, sejumlah hukum cambuk telah ditetapkan, langkah yang mendapatkan penentangan dari sejumlah organisasi hak asasi manusia. "Kalau melakukan pelanggaran yang tak diatur dalam hukum jinayat, maka yang berlaku adalah hukum nasional. Bila ia mau menundukkan diri dan berlaku syariah, boleh. Tapi pada prinsipnya berlaku pada Muslim," kata Syahrizal yang menyatakan belum mendapatkan laporan dari Aceh Tengah terkait hukuman cambuk ini. Kantor berita AFP menyebutkan wanita itu dicambuk 30 kali dengan rotan di depan ratusan orang Selasa (12/04) bersama satu pasangan yang dicambuk 100 kali karena zinah. "Inilah kasus pertama non-Muslim dihukum berdasarkan syariat," kata Lili Suparli pejabat di kantor kejaksaan Aceh Tengah kepada kantor berita AFP.

Anak-anak SDIT bisa hafal sekaligus menterjemahkan Al Quran

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) kini mulai mengembangkan dunia pendidikan tidak hanya sebatas pendidikan dasar umum, tetapi mereka mulai mencetak anak-anak didik mereka bisa hafal sekaligus menterjemahkan Al Quran (Hafiz Quran), memberitahukan laman republika.co.id. Konsep SDIT baru ini diharapkan anak didik pada saat lulus nanti bisa menghafal sekaligus menterjemahkan Al Quran. Konsep inilah yang sekarang diterapkan dan pertama kali di Jakarta oleh SDIT Al Huda Kelapa Gading Jakarta Utara. "Kita sudah mengembangkan suatu pendidikan dimana diharapkan anak didik ini ketika lulus dari SD bisa menguasai Al Quran, bahkan bisa menterjemahkan Al quran." kata Haris Bobiho Ketua Yayasan Al Huda dalam acara Launching Tamyiz SDIT Al Huda, di Kelapa Gading Jakarta Utara, Sabtu (9/4/2016). Menurut Haris, Ini meruapakan konsep baru yang sudah dirintis dan In Shaa Allah sudah dibuktikan di beberapa tempat dan hari ini diperkenalkan sistem ini ke masyarakat. "Sistem pembelajarannya memfungsikan otak kiri dan otak kanan. Kemudian proses belajarnya bukan klasikal atau tidak hanya di kelas, tetapi bisa di dalam masjid, bisa di Taman. Jadi pendekatan belajarnya supaya anak-anak tetap ceria dan nyaman dalam belajarnya. Sehingga mereka dalam belajar itu tidak tegang." ujar Haris Bobiho yang juga menjabat wakil ketua DPRD Jawa Barat. Untuk pendidikannya sendiri, kata dia, akan. Dikategorikan dalam dua tahap yaitu kelas 1 sampai 3 itu penedekatannya sama dengan Taman Kanak-Kanak. Kemudian setelah mereka bisa membaca Quran, Tahap 2 yaitu mengenalkan terjemahannya yaitu pada kelas 4 sampai 6.  "Kalau SDIT yang lain mereka hanya menghafal juz amma, tetapi disini ada program Nahwu Shorof dan menterjemahkan Al Quran. Nahwu Shorof itu adalah ilmu alat untuk memahami Al Quran. Di Jakarta baru SDIT Al Huda." kata dia. Menurut Haris, pada prinsipnya program pendidikan di SDIT tetap mengacu pada program pendidikan nasional yaitu kurikulum 2013, seperti ada juga program IT, bahasa Inggris dan bahasa Arab. Ekstra kurikuler juga ada taekwondo, futsal dan lainnya, termasuk kegiatan outbound. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, sudah di konsep juga program studi banding ke sekolah-sekolah teladan dan unggulan nasional.  " Saya merintis yayasan ini sejak tahun 1980, dan ternyata pendidikan anak muslim itu tidak sekedar belajar pengetahuan umum, tetapi mereka harus mampu menguasai Al Quran. Untuk siswa sendiri cukup 2 kelas, 1 kelas 20 orang supaya efektif." ujar Haris.

Ormas Islam Bubarkan Pengajian Syiah Karena Meresahkan Warga

Konflik sektarian nyaris saja meletup di Kabupaten Pasuruan. Acara pengajian yang diadakan para penganut Syiah, Islamic Women Centre, di Bangil (pada 1/4) diwarnai ketegangan, memberitahu laman suratkabar.co. Sebab, saat pengajian tersebut berlangsung, sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam datang. Mereka mendesak pengajian dihentikan. Pengajian yang semula digelar di Gedung Diponegoro, Kelurahan Bendomungal, Kecamatan Bangil, itu sejatinya sudah mendapat penolakan sejumlah elemen masyarakat sehari sebelumnya. Namun, acara tersebut akhirnya tetap digelar di tempat berbeda. Itu langsung memicu reaksi dari sejumlah ormas yang sejak awal menolak pengajian tersebut. Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Bromo, ratusan orang dari berbagai ormas Islam mendatangi lokasi pengajian di kawasan Kalirejo. Mereka mendesak acara pengajian dalam rangka perayaan milad Sayidah Fatimah, putri Nabi Muhammad SAW, itu dibubarkan. Sebab, kegiatan yang diadakan kelompok Syiah tersebut dianggap sudah meresahkan. ’’Kami tidak bisa menunggu terlalu lama. Bu- barkan sekarang juga,’ teriak massa. Aksi massa ormas Islam itu berlangsung mulai pukul 08.30. Ketegangan tak bisa dihindarkan. Sebab, kelompok Syiah yang tergabung dalam Islamic Women Centre tidak segera membubarkan diri. Mereka beralasan masih membutuhkan waktu. Massa yang tak sabar sempat terlibat aksi saling dorong dengan petugas pengamanan. Selain dari kepolisian, ada petugas satpol PP dan personel TNI. Bahkan, tindakan pembubaran yang dilakukan massa dari ormas Islam nyaris memicu bentrokan di antara dua kubu.