Hindu kedaerahan

Berikut ini keterangan diambil dari pustaka "Buku rujukan semua aliran dan perkumpulan agama di Indonesia" (Singaraja: Toko Buku Indra Jaya, 2017) oleh Dr. Igor Popov, LLM

The following information is taken from a book, "The Reference Book on All Religious Branches and Communities in Indonesia" (Singaraja: Toko Buku Indra Jaya, 2017), by Dr. Igor Popov


Mahasiswa/i Hindu Kaharingan (www.stahntp.ac.id)

Hindu kedaerahan: Jajaran masyarakat Indonesia bawah didominasi Hindu di zaman kerajaan Hindu lalu telah mengalami kepercayaan asli berubah ke Hindu, ke tingkat yang lebih besar atau lebih kecil, menyebabkan berbagai sistem-sistem kepercayaan sinkretis. Hukum RI tentang enam agama saja juga menjadikan integrasi antara agama tradisional dengan Agama Hindu. Dalam beberapa kasus, sulit untuk mengatakan, ada Hindu lokal atau kepercayaan asli.
 Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan (MBAHK) (parada-lkdr.org) adalah wadah terutama bagi orang Hindu Dayak (suku-suku Ngaju, Lawangan, Katingan, Maanyan, Ot Danum dan Ot Siang) di Kalimantan Tengah; sepanjang th 40-50-an abad ke-20 orang Dayak Kaharingan (artinya Kehidupan) mempunyai propinsi sendiri KalTeng dgn gubernur pahlawan nasional RI, Major Tjilik Riwut yang mendukung agama tradisional; th 1950 Konggres Kaharingan pertama dibentuk organisasi dgn nama Serikat Kaharingan Dayak Indonesia (SKDI) dan th 1972 didirikan Majelis Besar Alim Ulama Kaharingan, tapi hanya dalam 1980, sehabis integrasi agama Kaharingan dgn agama Hindu, Pemerintah RI mengalihkan status agama ini dari kepercayaan ke status resmi sbg bagian dari Hindu dan mendaftar organisasi keagamaan bernama mutakhir berpusat di Palangka Raya, mitra dekat PHDI; menurutnya kitab suci adalah Weda dan Panaturan yang diterima oleh Raja Bunu dan para pendeta (Basir); nama Tuhan Tertinggi adalah Ranying Hatalla Langit, atau Sang Hyang Widhi Wasa; persembahyangannya dgn cara Yadnya (korban) dan  berkumpul mingguan (Basarah) di rumah-rumah umum (Balai Basarah) untuk mendengar khotbah;
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Tampung Penyang (STAHN-TP) (www.stahntp.ac.id) adalah perguruan tinggi Hindu Kaharingan di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, didirikan th 2001, sedang perubahan status ke Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang (IAHN-TP);
Hindu Tolotang berarti Hindu orang Selatan yang merupakan salah satu nama orang Bugis di kab. Sidenzeng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan; th 1980 agama tradisional ini bersama agama Dayak mendapat status agama resmi sbg agama Hindu (sejarah Hindu situ mulai sedari abad ke-14, zaman kerajaan Gowa dan Wajo); menurutnya Tuhan Yang Maha Esa adalah Dewata Seuwaqe (Siwa) alias Sang Patotoqe (Yang Menentukan Takdir) bersama istrinya Datu Palingeq yang dalam tarikh prasejarah telah turun di dunia sbg putra dari Batara Guru (La Togeq Langiq), salah satu 12 anaknya Dewi Sangiang Serri (We Oddang Nriuq); kemudian Tuhan menerunkan Wahyu (kitab suci yang Wiracarita La Galigo dan lain ditulis dalam Lontara) kepada manusia yang diterima oleh La Panaungi; Penghulu suku Bugis, La Patroi, Addatuang Sidenreng ke-7 yang mengurus agama ini di awal abad ke-17;
Hindu Naurus adalah agama suku Manusela dan Nuaulu di Pulau Seram, Maluku; unsur-unsur Hindu serta sebutan diri sbg orang Hindu dimasukan ke dalam kepercayaan asli penduduk Seram dari kerajaan Hindu Butuan di pulau Mindanao (kini Filipina), tata aliran Hindu Naurus mencakupi dewa-dewa dari wiracarita Ramayana, yakni Rama (Rabie) serta Hanuman (Hainuwele) dan naga-naga, ada kepercayaan terhadap Allahatala tertinggi pula (Bahan dari Dr. Igor Popov, LLM)


Balai Basarah Tampung Penyang, Palangka Raya (www.panoramio.com)

Kumpulan Kaharingan di Balai Basarah,, Tumbang Malahoi  (www.selviagnesia.wordpress.com)

Kaum Bugis Hindu Tolotang (www.kompasiana.com)
Para Bissu Bugis Hindu Tolotang (www.wikimedia.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar