Puluhan ulama dan cendekiwian delegasi dari berbagai negara dunia menghadiri pembukaan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia tentang Islam Wasathiyah (Islam Damai) di Istana Bogor, Selasa (1/5) hari ini.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id Selasa (1/5) pagi, rombongan peserta kegiatan ini berangkat dari Hotel Novotel Bogor dengan menggunakan bus pariwisata. Tampak beberapa ulama dan cendikiawan delegasi Indonesia seperti Ketua MUI Bidang Kerukunan Umat Beragama, KH Yusnar Yusuf, Ketua MUI Bidang Luar Negeri KH Muhyiddin Junaidi. Tampak pula Sekjen PBNU Helmy Faishol, Ketua IKADI Ahmad Satori Ismail, Ketua PBNU Marsudi Syuhud, serta Mantan Rektor UIN Sunan Kalija Yogyakarta, Prof Amin Abdullah. Selain itu, banyak pula ulama dan cendikiawan dari luar negeri yang tidak bisa disebut satu per satu. Setelah sampai di gerbang Istana Bogor, para peserta KTT diperiksa satu per satu oleh Paspampres dan tidak diperkanankan membawa handphone. Sementara itu, awak media yang diundang untuk meliput kegiatan tersebut sempat tertahan di pintu gerbang Istana Bogor lantaran tidak memiliki kartu Pers Istana. Namun, setelah menunggu cukup lama awak media akhirnya diperbolehkan menuju Media Center Istana Bogor. Sementara, sambutan Presiden Joko Widodo sudah dimulai, sehingga awak media tidak diperkenankan memasuki lokasi acara. Dalam acara pembukaan itu, Presiden Jokowi sekaligus akan membuka secara resmi kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari di Hotel Novotel tersebut. Kegiatan ini dihadiri sekitar 100 tokoh yang di antaranya dari 50 tokoh ulama dan cendekiawan dari berbagai negara, termasuk Grand Sheikh Al-Azhar Ahmed Muhammed Ahmed Eltayyeb. Kehadiran para ulama dan cendekiawan dunia itu dapat menjadi peluang mempromosikan konsep Islam Wasatiyyah yang berkembang di Indonesia. "Optimis konsep Islam Wasatiyyah ala Indonesia dapat menjadi model di dunia untuk menyelesaikan permasalahan global," ujar Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP), Prof Din Syamsuddin.
Tokoh ulama dan cendekiawan yang akan hadir di antaranya berasal dari Uni Emirat Arab, Kuwait, Lebanon, Suriah, Aljazair, Singapura, Filipina, India, Bangladesh, China, Australia, Perancis dan Kanada. Serta dari Amerika Serikat, Brunei Darussalam, Jepang, Thailand, Malaysia, Arab Saudi, Uzbekistan, Inggris dan Rusia. Kemudian dari Iran, Timor Leste, Sri Lanka, Palestina, Italia, Bosnia-Herzegovina dan Yordania.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar