Bimas Katolik memfasilitasi pelaksanaan kegiatan aksi panggilan di sekolah-sekolah menengah atas (SMA/SMK) se-Kota Waingapu. Dengan berkoordinasi ke pihak sekolah yang ada, Bimas Katolik membuka peluang lebih besar untuk aksi panggilan yang dilakukan oleh para suster dan bruder. Seperti dilansir di laman kemenag.go.id, ada tiga Kongregasi yang melakukan aksi panggilan tersebut, yakni Kongregasi Hamba-Hamba Hati Kudus yang diwakili oleh Sr. Lima, ASCV asal Italia, Kongregasi Abdi Hati Kudus Yesus Berduka yang diwakili oleh Sr. Sonia Belleno asal Filipina, dan Kongregasi Misionaris Kaum Miskin yang diwakili oleh Br. Mark Cruza, MOP asal Filipina. Ketiga Kongregasi itu adalah Kongregasi Kepausan dan bertaraf internasional.
Adalah sebuah kenyataan bahwa "Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit" (Luk.10:2a). Gereja membutuhkan tenaga untuk karya penyelamatan dalam Gereja. Atas tuntutan ini, dengan penuh semangat, kegembiraan dan harapan, para suster dan bruder tanpa kenal lelah berjalan keliling dari satu sekolah ke sekolah lain untuk memberikan kesaksian tentang hidup membiara dan kekhasan spiritualitas yang mereka miliki dalam Kongregasi mereka masing-masing, sambil mengajak kaum muda untuk menanggapi panggilan hidup membiara; salah satu corak hidup bakti dalam Gereja Katolik.
Sekolah-sekolah yang dikunjungi untuk aksi panggilan pada kesempatan pertama adalah SMAN 1 Waingapu, SMA PGRI dan SMA Katolik Andaluri yang dilaksanakan pada hari Sabtu (12/11). Sekolah-sekolah lainnyaseperti SMAN2 Waingapu, SMAN 3 Waingapu, SMK 2 Waingapu, SMK Pandawai dan SMAN 1 Haharu baru dikunjungi pada hari Kamis dan Jumat (24 - 25/11) karena pada hari-hari sesudah aksi panggilan pertama, para suster dan bruder harus melaksanakan aksi panggilan ke Waikabubak. Pihak sekolah yang dikunjungi menanggapi baik aksi panggilan ini dan memberi ruang dan waktu kepada para suster dan bruder untuk menjalankan aksi panggilan mereka. Para siswa/i pun dengan antusias mengikuti aksi panggilan ini. Banyak diantara siswa/i yang mengikuti kegiatan ini, dengan sukarela, mengisi formulir yang diberikan. Ada harapan bahwa dari sebagian mereka yang telah mengisi formulir itu benar-benar menanggapi panggilan hidup bakti yang ditawarkan. Berdasarkan kesaksian bahwa dari aksi-aksi panggilan yang telah dilakukan tahun-tahun sebelumnya, sekalipun tidak banyak yang menanggapi, tetapi tetap ada kaum muda yang mengabdikan hidup mereka bagi Tuhan dan sesama dalam corak hidup bakti.
Sebagaimana diketahui bahwa Gereja Katolik terus mengalami pertumbuhan, namun tidak dapat disangkal bahwa di pihak lain ada tren penurunan panggilan secara global. Di benua Eropa, Amerika, wilayah-wilayah yang sebelumnya menjadi penyumbang terbesar tenaga biarawan/i dan misionaris, telah mengalami penurunan secara signifikan. Kini yang masih memberikan harapan adalah orang-orang di benua Afrika dan Asia. Karena itu konsentrasi pertumbuhan jumlah biarawan/wati dan misionaris terarah ke kedua benua ini. Indonesia adalah salah satu negara di Asia tenggara yang kini mengambil alih posisi Eropa dan Amerika dalam hal ikhwal menyumbang tenaga biarawan dan misionaris bagi karya penyelamatan dalam Gereja. Itu sebabnya banyak Komunitas Religius Internasional mengembangkan sayap mereka ke wilayah Indonesia, termasuk ketiga Kongregasi yang kini menjalankan aksi panggilan di sekolah-sekolah Menengah Atas se-Kota Waingapu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar