Vihara Samyag Darsana yang terletak di desa Petandakan, Kabupaten Buleleng pada tahun 2017 ini merencanakan untuk membangun Altar Buddha Parinibbana. Pada tahun 2015 umat telah menyelesaikan perehaban Dharmasala dan pada tahun 2016 telah memindahkan bangunan bale kulkul.
Sarana dimaksud akan di bangun sebagai wujud sekaligus upaya untuk memupuk saddha dan bhakti serta semangat umat Buddha di Desa Petandakan pada khususnya dan Kab. Buleleng pada umumnya. Pembangunan sarana ini bertujuan melengkapi sarana pemujaan yang telah ada diantara Stupa, pohon bodhi, dan taman Area Buddha. Dikarenakan keterbatasan kemampuan ekonomi umat Buddha Desa Petandakan, kami memohon dukungan bantuan dana, karena saat ini pengerjaannya telah tersendat. Pengerjaan pembangunannya sendiri telah dimulai sejak bulan Juli tahun 2016 secara gotong royong sesuai dengan ketersediaan dana. Besar harapan kami agar niat luhur ini dapat terwujud dengan segera didasari oleh keikhklasan dan semangat para donatur dan umat, diwartakan laman segenggamdaun.com.
Pada tahun 1966, bermula dari sebuah perkumpulan sejumlah penduduk Desa Petandakan yang dipelopori oleh Aim. Ketut Srimadia mempelajari filsafat agama melalui media geguritan (kidung/tembang tradisional Bali). Dari kegiatan tersebut mereka menemukan ajaran-ajaran Buddha dalam geguritan Sucita dan Kekawin Sutasoma. Rupanya dalam proses pencarian maknanya tersebut bertemulah mereka dengan aim. YM. Girirakkhito (seorang Bali, tokoh besar Budhis Therawada Indonesia, - catatan dari Dr. Igor Popov, LLM) yang pada waktu itu sedang membangun sebuah Vihara di Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar. Seiring bergulirnya roda waktu, mereka merasa semakin сосок dengan ajaran Buddha Dhamma yang sederhana tapi penuh intisari kebajikan. Akhirnya, pada tahun 1974, dipelopori oleh Aim. Ketut Srimadia sejumlah warga Petandakan yang menjadi pengikut setia tokoh kharismatik tersebut menyatakan diri secara resmi menjadi umat Buddha. Hal tersebut juga diikuti oleh sejumlah orangdari Desa Alasangkerdan Desa Penglatan. Sebagai orang Bali asli bukan pendatang. tentunya mewarisi kebudayaan yang menjadi ciri dan karakter orang Bali seperti seni busana. seni tabuh, seni sastra, dan Iain-Iain yang dijiwai nilai-nilai religius sebagaimana halnya menjadi ciri khas budaya ketimuran. Seni patung dan ukir misalnya, selain berfungsi sebagai ekspresi rasa seni juga berfungsi sebagai penggugah spiritualitas. Oleh sebab itu, umat Buddha Desa Petandakan tidaklah mungkin menghilangkan unsur-unsur seni tradisi yang telah mendarah daging dalam kehidupan mereka. Lagi pula, seni tradisi diharapkan menjadi perekat dalam interaksi sosial di masyarakat Desa Petandakan khususnya dan Kabupaten Buleleng pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar