Program Pendidikan Keorangtuaan "The Awakened Parenting of Nusantara (APN)" resmi diluncurkan. Peluncuran ini digelar bersamaan syukuran hari lahir Sangha Agung Indonesia (SAGIN) ke-59 di Prasadha Jinarakhita, Minggu (21/01).
Mengikut pemberitaan dari laman "kemenag.go.id", Dirjen Bimas Buddha Caliadi mengapresiasi SAGIN atas pelucuran program Pendidikan Keluarga Buddhis Indonesia (PKBI). Menurutnya, pelucuran pendidikan keluarga Buddhis Indonesia merupakan langkah nyata dari masyarakat untuk berperan aktif mensukseskan program pemerintah bidang pendidikan. "Kami mengharapkan program PKBI dapat menumbuhkan keluarga Buddha yang memiliki keyakinan (saddha) yang kuat terhadap ajaran Buddha sebagai dasar perilaku yang berkepribadian Buddhistik sehingga terwujud keluarga hitta sukhaya," tegasnya. Untuk itu, lanjut Caliadi, sangatlah fundamental bagi keluarga dalam memberikan kontribusi pembelajaran keagamaan secara baik dan benar serta kontinyu kepada anak. Caliadi juga menyampaikan terimakasih atas peran Sangha Agung Indonesia dalam membina umat Buddha hingga pelosok tanah air sehingga terwujud umat Buddha yang memiliki saddha, rukun, sejahtera lahir dan batin sesuai ajaran Buddha yang berdasarkan pancasila. Ketua 2 Bidang Pendidikan SAGIN Bhiksu Sulaiman Girivirya mengatakan bahwa PKBI merupakan salah satu program strategis SAGIN di bidang pendidikan kategori pendidikan non formal. Biksu Girivirya mengapresiasi terbitnya SK Dirjen Bimas Buddha No.63 tahun 2017 tentang Kurikulum SMB. "Inilah yang menjadi titik mula awal model konseptual pendidikan keorangtuaan "The Awakened Parenting of Nusantara" dikembangkan," tegasnya. Ditambahkan Biksu Girivirya, model konseptual APN ini merupakan hasil penelitian dosen Institut Ilmu Agama Buddha Smaratungga Boyolali dan sangat terkait erat dengan program Sekolah Minggu Buddha (SMB) yang mengusung esensi dari entitas pendidikan keagamaan Buddha. Pada intinya model konseptual "APN" ini mengajak Keluarga Buddhis Indonesia untuk bangun/sadar/awake, betapa pentingnya peran orang tua, yaitu: (1) secara tegas memperkuat keyakinan atau saddha, (2) dikarenakan tidak ada sekolah untuk menjadi orang tua maka semangat belajar dan praktik sepanjang hayat harus ditanamkan, (3) menjadi sahabat, pendamping atau kalyanamitta dalam mempraktikan empat kompetensi inti pengembangan, memahami pentingnya riset tentang pikiran yang bahagia, cinta kasih dan akhirnya terbentuknya ketahanan sosio emosi untuk menghadapi kehidupan. Turut hadir dalam acara, Dewan Penasehat SAGIN Biksu Arya Maitri Mahastavira, Bhikkhu Nyana Suryanadi Mahathera, Bhikkhu Dharmavimala Mahathera, Ketua SAGIN Bhikkhu Khemacaro Mahathera, ratusan anggota Sangha SAGIN, PP MBI beserta Badan Otonom, Pembimas Buddha Prov. DKI Jakarta, Penyelenggara Buddha Jakarta Barat Suratman dan ratusan umat Buddha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar