"Kirab laut ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Yang Maha Kuasa atas berkah yang dilimpahkan pada umat manusia dari hasil kekayaan laut," kata Ketua Yayasan Vihara Avalokitesvara Kosala Mahinda kepada Antara di Pamekasan, Rabu. Tidak hanya umat Buddha, kirab laut yang merupakan rangkaian dari Hari Ulang Tahun Kelenteng terunik di Indonesia itu, juga melibatkan kelompok etnik Tionghoa dan masyarakat setempat. "Kami juga akan memanjatkan doa untuk keselamatan bangsa ini, agar terbebas dari bahaya," kata Kosala. Vihara Avalokitesvara merupakan kelenteng terunik di Indonesia. Sebab di vihara ini terdapat dua tempat ibadah umat beragama lain, yakni tempat ibadah umat Islam (mushalla) dan tempat ibadah umat Hindu (Pura). Kelenteng yang terletak di Dusun Candi, Desa Polagan, Kecamatan Galis, sekitar 17 kilometer ke arah timur Kota Pamekasan ini, juga masuk dalam catatan museum Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai kelenteng terunik dan simbol perdamaian umat berbeda keyakinan. Hampir semua jenis kegiatan di kelenteng ini dibantu oleh umat beda agama, terutama umat Islam dan lokasi kelenteng juga berada di tengah-tengah penduduk beragama Islam. Saat ini, persiapan menjelang pelaksanaan kirab laut mulai terlihat. Beberapa umat Buddha dari luar daerah mulai berdatangan ke kelenteng yang dibangun di atas lahan sekitar 2 hektare lebih itu.
Dewi Kwan Im |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar