Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jendral Kebudayaan akan meningkatkan kualitas organisasi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang ada di Indonesia. Sebab, kualitas organisasi penghayat masih rendah sehingga menyebabkan banyak yang hilang karena kehabisan generasi, kabarnya laman kompas.com. Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sri Hartini menjelaskan, ada suatu sistem yang tidak bisa dipisahkan dalam mengurusi penghayat kepercayaan. Di antaranya adalah tentang organisasi, ajaran dan sumber daya manusianya. Dari sisi organisasi, banyak organisasi penghayat yang tiba-tiba hilang. Sehingga, para penganut penghayat kepercayaan itu perlu diberi bekal tentang manajemen keorganisasian. "Dari sisi organisasi, misalnya, bagaimana memanej (mengelola) organisasiniya. Karena ada organisasi yang tiba-tiba hilang. Tidak ada penganutnya. Karena apa, karena tidak bisa memanej organisasi. Karena, maklum kan pendidikan tidak tinggi. Bahkan ada yang tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis," katanya seusai mengisi Serasehan Daerah Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Kota Malang, Rabu (31/8/2016). Kemudian dari sisi SDM penghayat cukup beragam. Ada yang sampai lulus SMA, ada juga yang tidak pernah mengenyam pendidikan seperti penghayat yang sudah berusia tua.
Berdasarkan catatan yang ada di Kemendikbud, Indonesia memiliki 184 organisasi penghayat kepercayaan dengan populasi sekitar 10 juta hingga 12 juta orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar