Ratusan umat dari tujuh agama di Kabupaten Tegal memperingati Haul ke-7 KH Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Durdi Gedung Korpri Slawi, Kamis (19/1) malam, mewartakan suaramerdeka.com. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Forum Silahturahmi Nusantara (FSN) itu, dimaksudkan untuk menyatukan umat beragama di kabupaten tersebut. Hadir dalam kegiatan ini, putri Gus dur, Inayah Wahid, Romo Fran Magnis Suseno dan KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) dari Yogyakarta. Kegiatan juga diwarnai dengan talk show dari tujuh orang pemuka agama dan kepercayaan. Mereka antara lain, pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Cu dan Kejawen Manages (Manages adalah salah satu kelompok baru dari kepercayaan Kebatinan yang cenderung ajaran dari Majapahit, - catatan oleh Dr. Igor Popov).
Dalam talk show itu, mereka serentak menyatakan bahwa Gus Durmerupakan satu-satunya Presiden RI yang berhasil menyatukan berbagai agama dan kepercayaan di Indonesia. Ketujuh tokoh agama ini, sangat berterima kasih kepada Presiden ke-4 itu. ”Gus Dur adalah bagian dari bapak kami. Kami tidak dianggap sebelah mata,” kata salah satu pemuka agama dari Kejawen Maneges, Rosa.
Begitu pula dengan salah satu Romo Yatno. Pihaknya juga sangat menjunjung tinggi nama Gus Dur. Tanpa disatukan oleh Gus Dur, menurutnya, umat beragama di Indonesia mungkin tidak akan bisa menyatu. ”Berbeda itu indah, tapi kalau membedakan itu jahat,” ujar Romo Yatno.
Antara lain, tari nusantara gemilang, tari maneges, pencak silat pagar nusa NU, tari merak dari agama Hindu, tari golek tirto kencono dari agama Budha dan penampilan barongsai dari agama Kong Hu Cu. Dalam pementasan itu, ada yang membuat para penonton terpukau. Paduan suara dari Gereja Katolik berkolaborasi dengan grup musik pemuda NU melantunkan lagu Tombo Ati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar