Ulama Semarang, Slamet Sofyan menyesalkan sikap GP Ansor yang menolak acara tablig akbar yang diadakan oleh Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Tegal pada 31 Desember 2016, mewartakan mirajnews.com. Acara yang direncanakan dua hari hingga 1 Januari 2017 tersebut terpaksa dipadatkan menjadi sebatas akhir tahun 2016, pukul 00.00 WIB dini hari, karena dituduh terindikasi anti-NKRI. “Bila penolakan kegiatan tersebut dikarenakan terindikasi membawa paham prokhilafah yang anti- Pancasila dan anti-NKRI, agar diluruskan sehingga tidak menimbulkan fitnah yang membahayakan dan berdampak sosial,” kata Slamet. Sekretaris Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Cabwil Jawa Tengah itu membantah tuduhan yang mengaitkan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) dengan paham prokhilafah seperti yang dibawa ISIS dan anti-Pancasila.
“Rekomendasi penelitian Badan Litbang Kemenag RI tahun 2012 bahwa Jama’ah Muslimin (Hizbullah) adalah gerakan Islam moderat (tawazun, tawashuth) cenderung dan dapat mengambil peran mediasi dalam rangka mediasi sosial integrasi kelompok gerakan garis keras dengan gerakan akomodatif,” katanya. Dia juga menambahkan, berdasarkan pernyataan Kepala Direktorat Politik Bidang Intel Kejaksaan Agung RI, Soesanto Kartoatmodjo SH (14 Desember 1973) bahwa Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang dipimpin Wali Alfatah adalah baik dan legal, sebagaimana yang dimuat di harian Berita Yudha, 9 Oktober 1979).
Sementara itu, ketua panitia tabligh akbar Zaenal Muttaqin mengatakan, acara yang diadakan oleh Jama’ah Muslimin di Masjid Agung Slawi Kabupaten Tegal tersebut tertib aturan dan sudah sesuai prosedur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar