Wakil Master Jenderal Ordo Dominikan atau Ordo Pewarta (OP) dari Roma, yang bertugas untuk mengunjungi dan memberi pengarahan kepada Dominikan Awam dan menyatukan atau melekatkan Dominikan Awam (DA) dengan OP, Pastor Rui Carlos Antunes e Almeida Lopes OP menegaskan bahwa anggota Dominikan Awam yang sudah profes (mengucapkan janji) pertama bisa menggunakan singkatan OP di belakang namanya. Pernyataan itu dikatakan oleh Pastor Rui kepada PEN@ Katolik (penakatolik.com) dalam wawancara di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan (PPSM) Muntilan, 30 September 2016. Imam asal Portugal itu berada di Muntilan dalam rangka Retret Nasional 2016 Dominikan Awam Indonesia yang berlangsung 30 September hingga 2 Oktober 2016. “Saya berada dalam kerangka tugas untuk menghubungkan master jenderal OP dengan Persaudaraan Dominikan Awam yang berkumpul di sini, yang di seluruh dunia berjumlah sekitar 144.000 orang,” kata Pastor Rui yang datang bersama Belen L Tangco OP, seorang ibu yang menjadi presiden DA Asia Pasifik. Mereka dalam perjalanan mengunjungi DA di Timor Leste dan Australia. Imam itu senang datang dalam retret itu karena dia melihat DA di Indonesia sangat hidup, aktif, dimanik dan masih banyak orang muda dibandingkan kelompok DA di Eropa yang umumnya berusia lanjut. “Saya senang mendengar laporan para koordinator regio DA bahwa ada kelompok-kelompok yang melakukan pewartaan dan kerasulan serta kerinduan untuk memiliki pembinaan lebih baik,” kata imam itu.
Melihat kenyataan bahwa anggota DA di Indonesia sudah berjumlah sekitar 200 orang di empat regio, Jakarta, Pontianak, Surabaya, dan Yogyakarta serta Kelompok DA di Cirebon dan Cimahi yang masih dalam persiapan menuju regio Bandung, Pastor Rui menegaskan bahwa DA harus selalu mengupayakan kesatuan. “Tentu ada banyak kelompok di sebuah negara maka harus ada kesatuan,” kata imam itu di hadapan 120 peserta retret, 10 di antaranya suster OP dan dua pastor OP. Belen membenarkan ada beberapa kelompok awam dalam Ordo Dominikan, tetapi hanya Dominikan Awam yang boleh menggunakan OP karena menjalankan formasi. “Kalau kita mengatakan kita bagian OD kita juga bisa lebih khusus mengatakan kita sebagai Persaudaraan Dominikan Awam. Yang lain memang memiliki karisma Dominikan tetapi DA secara khusus adalah Persaudaraan Dominikan Awam, maka bisa gunakan OP dan yang lain tidak, karena kita menjalankan formasi dan yang lain tidak. Makanya, DA harus didirikan secara kanonik,” kata ibu itu. Dalam penjelasannya Pastor Andreas Kurniawan OP (Pastor Andrei) menegaskan bahwa Pastor Rui telah menjelaskan posisi DA dalam Ordo Dominikan. “Kalau dulu ada Ordo Pertama, Ordo Kedua dan Ordo Ketiga sekarang tidak ada lagi, semua satu keluarga, semua bersatu dalam satu naungan Keluarga Dominikan.”
DA adalah persaudaraan yang menjalani formasi, maka tidak seperti awam lain dalam OP, Persaudaraan DA boleh memakai OP dalam nama dirinya. “Yang lain ngak boleh karena mereka tidak ikut formasi yakni aspiran, postulan, profes tahun pertama, kedua, ketiga dan kekal.” Namun, pertemuan para koordinator regio bersama Pastor Rui dan Belen Tangco 29 September 2019, menegaskan bahwa nama OP harus disertai tanggung jawab besar “karena kita menjadi satu bagian dari Keluarga Dominikan, bagian dari OP. Kalau sudah pakai nama OP artinya perbuatan kurang baik dan baik pasti melekat pada keluarga besar, maka kita harus bertanggung jawab,” kata imam itu. Beberapa hal yang digarisbawahi oleh kedua tamu asing itu adalah bahwa DA, baik yang berkaul sementara maupun kekal, harus mengenakan OP di belakang namanya. “Ini berdasarkan Kapitel Ordo Dominikan 2007 di Argentina,” jelas Pastor Andrei yang baru saja pindah ke Pontianak setelah selesai menjalankan tugas sebagai kepala Paroki Redemptor Mundi Surabaya. Pertemuan itu juga menegaskan bahwa DA harus punya dewan koordinasi (ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara). “Jadi setiap regio hendaknya punya pengurus dan ada koordinasi tingkat nasional dengan perwakilan dari setiap regio untuk jadi pengurus,” kata imam itu. Tim formasi juga diperlukan dan dipilih dari anggota-anggota berkaul, kata Pastor Andrei. “Setiap regio dan chapter harus punya formasi. Kalau belum ada yang kaul kekal maka formatornya boleh yang kaul pertama, kedua dan ketiga. Tapi kalau sudah ada yang kaul kekal maka dia otomatis menjadi formator.” Hal lain adalah kemandirian. “Dominikan Awam harus mandiri, tidak bergantung pada imam atau suster OP. Imam atau suster bisa memberi saran namun tidak punya suara dalam Dominikan Awam,” kata imam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar