Ribuan orang warga Papua di Wamena hari ini (6/10), menurut satuharapan.com, menghadiri acara doa syukur kepada Tuhan dan menyampaikan terimakasih kepada tujuh negara Pasifik yang telah mengangkat isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua di Sidang ke-71 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pekan lalu. Anggota Pleno Dewan Adat Papua (DAP) dan Sekretaris Dewan Adat Wilayah La Pago, Dominikus Sorabut, dalam siaran persnya mengatakan masyarakat adat Papua menyampaikan ucapan terima kasih kepada negara-negara, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Gereja dan masyarakat regional dan internasional yang selama ini telah ikut membantu menyuarakan perjuangan panjang masyarakat adat Papua akan hak-haknya di berbagai forum. Dominikus menyebut sejumlah nama forum yang telah ikut menyuarakan hal itu, seperti Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Pacific Islands Forum (PIF). Sebagai puncaknya, menurut Dominikus, pada tanggal 20-26 September 2016, suara masyarakat adat Papua sebagai perjuangan suci dapat didengar oleh 193 negara anggota PBB dalam sidang umum PBB yang Ke-71 di New York. Suara mereka, menurut dia, telah disampaikan melalui pidato tujuh perwakilan negara Pasifik, masing-masing Kepulauan Solomon, Tuvalu, Vanuatu, Tonga, Kepulauan Marshall, Nauru dan Palau.
Ibadah syukur itu dipimpin oleh Pastor John Djonga, yang selama ini dikenal bersuara kritis. “Masyarakat adat Papua patut mengucap syukur atas karya, tuntunan, hikmat dan anugerah Ilahi oleh Allah Bapa Yang Maha Kuasa yang telah menyatakan kehendaknya untuk menjamin hak-hak dasar masyarakat adat Papua dan hak penentuan nasib sendiri bagi Masyarakat Adat Papua, dalam mempertahankan otoritas dasar dan menyelamatkan identitas sebagai citra dan rupa Tuhan di atas tanah air Papua,” demikian siaran pers Dewan Adat Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar