Rakernas XI HIKMAHBUDHI Gagal Kuorum

Rakernas (Rapat Kerja Nasional) XI HIKMAHBUDHI kali ini terselenggara di Pangkal Pinang dengan tuan rumah HIKMAHBUDHI cabang Bangka. Berlangsung tanggal 29-31 Maret 2019. Bertempat di Gedung Setia Bakti, Studium Generale dan pembukaan dihadiri Staf Khusus Menteri ESDM, Direktur Direktorat Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI Supriyadi, Sekda Provinsi Bangka Belitung mewakili Gubernur, dan Bhikkhu Dhammasubho.
Mengikut pemberitaan dari laman "buddhazine.com", sebelumnya juga tertera Yudi Latief, mantan kepala BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) dan Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna selaku perwakilan DPD-RI pada undangan acara, namun tak dapat hadir dalam pembukaan acara. Stadium Generale cukup dipenuhi oleh para kader HIKMAHBUDHI, tamu undangan, dan umat Buddha provinsi Bangka Belitung. Bahkan muncul juga di headline koran lokal dengan judul “1000 Millenial Hadiri Pembukaan Rakernas XI HIKMAHBUDHI di Pulau Bangka”. Kesuksesan pembukaan ternyata tak sejalan dengan substansi acara yaitu Rapat Kerja Nasional untuk merumuskan program kerja dua tahun ke depan sesuai kepengurusan 2018-2020. Forum Rakernas tak dihadiri 2/3 cabang yang ada. Sehingga forum menjadi tidak kuorum dan tak bisa menghasilkan apa-apa. Sebab aturannya forum akan sah setidaknya dihadiri 2/3 cabang yang ada di seluruh Indonesia. Jika rakernas tidak menghasilkan apa-apa maka akan menghambat roda organisasi atau bahkan mengalami stagnansi. Sebab program kerja sampai akhir kepengurusan tidak akan berjalan karena tidak dirumuskan apa-apa. Sampai tulisan ini dimuat belum ada satu pun pernyataan resmi dari Presidium Pusat HIKMAHBUDHI terkait kegagalan forum rakernas ini. Kegagalan forum yang melibatkan keorganisasian secara nasional pasti akan menjadi momok untuk perkembangan organisasi ke depan.

 Ditambah lagi HIKMAHBUDHI sebagai satu-satunya organisasi kemahasiswaan Buddhis yang terwadahkan secara nasional menjadi ujung tombak dalam meregenerasi kader-kader Buddhis. Juga HIKMAHBUDHI menjadi representasi intelektual Buddhis sebagai gerakan mahasiswa yang aktif ikut serta membahas atau menyikapi isu-isu kebangsaan. Jika HIKMAHBUDHI “mandek” dalam gerakan maupun aktivitasnya maka harapan untuk mencetak kader-kader Buddhis yang mempunyai intelektualitas dan integritas akan jadi isapan jempol belaka, sedangkan jumlah umat setiap tahun kian makin merosot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar