Pejabat Gereja Katolik menyambut baik moratorium Indonesia tentang hukuman mati

Para aktivis dan pemimpin Gereja Katolik di Indonesia dan Filipina menyambut baik berita bahwa Indonesia tidak akan mengeksekusi para terpidana mati dalam waktu dekat, memberitahukan laman ucanews.com. Romo Benny Susetyo, sekretaris Dewan Nasional Setara Institute mengatakan moratorium eksekusi mati adalah sebuah tanda positif, yang menunjukkan bahwa hukuman mati bukan prioritas utama. “Ini adalah sesuatu yang melegakan bagi kami bahwa eksekusi bukan prioritas mereka,” kata Uskup Balanga Mgr Ruperto Santos, ketua Komisi Pelayanan Migran dan Orang dalam Perjalanan Konferensi Waligereja Filipina.
 Keputusan itu, diumumkan pada 19 November, secara efektif memperpanjang penangguhan hukuman sementara untuk wanita Filipina Mary Jane Veloso, 30, yang menghadapi hukuman mati karena berusaha menyelundupkan 2,6 kilogram heroin ke Indonesia. Veloso dijadwalkan dieksekusi pada April, tapi eksekusi tersebut ditunda pada menit-menit terakhir, sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut bahwa dia adalah korban perdagangan manusia.
 Tahun ini, Indonesia mengeksekusi 14 orang, termasuk warga dari Brasil, Belanda, Australia, dan Nigeria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar