Mengenal Tradisi Lebaran Topat di Lombok

Perayaan hari raya Idul Fitri di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), belum usai. Masyarakat Sasak di Pulau Seribu Masjid ini memiliki sebuah tradisi bernama "Lebaran topat" (ketupat).

Mengikut pemberitaan dari laman "republika.co.id", tradisi turun temurun ini dilaksanakan masyarakat Lombok sepekan setelah hari Lebaran atau setelah menunaikan puasa sunah Syawal selama 6 hari berturut-turut. Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Ispan Junaidi mengatakan tradisi Lebaran topat akan dilakukan pada hari ketujuh bulan Syawal atau Rabu (12/6).
"Lebaran topat juga dikenal sebagai lebaran nine (perempuan)," kata Ispan.
Pada Lebaran topat, menurut Ispan, masyarakat Lombok Barat akan mengunjungi tempat-tempat yang dianggap mempunyai nilai-nilai sakral, terutama makam. Mereka mendoakan dan menghormati leluhur yang berdakwah membawa Islam di Pulau Lombok.
"Di makam itu biasanya perayaan lebaran topat digandeng dengan prosesi ngurisang (potong rambut bayi), bahkan syukuran sunatan untuk anak-anak mereka," ujar Ispan di Lombok Barat, NTB, Senin (10/6).
Dalam perkembangannya, menurut Ispan, prosesi budaya tersebut sudah bergeser dan tidak hanya sekadar prosesi ritual kebudayaan, namun menjadi kegiatan pelesiran keluarga pasca puasa pada Ramadhan dan puasa Syawal.
"Di Lombok Barat, tradisi Lebaran topat sudah dijadikan kalendar pariwisata," ucap Ispan.
Tradisi turun temurun ini dilaksanakan masyarakat Lombok sepekan setelah hari Lebaran atau setelah menunaikan puasa sunah Syawal selama 6 hari berturut-turut. Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Ispan Junaidi mengatakan tradisi Lebaran topat akan dilakukan pada hari ketujuh bulan Syawal atau Rabu (12/6).
"Lebaran topat juga dikenal sebagai lebaran nine (perempuan)," kata Ispan.
Pada Lebaran topat, menurut Ispan, masyarakat Lombok Barat akan mengunjungi tempat-tempat yang dianggap mempunyai nilai-nilai sakral, terutama makam. Mereka mendoakan dan menghormati leluhur yang berdakwah membawa Islam di Pulau Lombok.
"Di makam itu biasanya perayaan lebaran topat digandeng dengan prosesi ngurisang (potong rambut bayi), bahkan syukuran sunatan untuk anak-anak mereka," ujar Ispan di Lombok Barat, NTB, Senin (10/6).
Dalam perkembangannya, menurut Ispan, prosesi budaya tersebut sudah bergeser dan tidak hanya sekadar prosesi ritual kebudayaan, namun menjadi kegiatan pelesiran keluarga pasca puasa pada Ramadhan dan puasa Syawal.
"Di Lombok Barat, tradisi Lebaran topat sudah dijadikan kalendar pariwisata," ucap Ispan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar