Misa Yubileum 800 Tahun Ordo Pewarta (Dominikan)

“Tahun ini sungguh istimewa bagi Ordo Dominikan (OP). Perjalanan peziarahan kasih dalam karya dan pelayanan tak terasa sudah 800 tahun. Keistimewaan menjadi nyata tatkala Paus Fransiskus mengumumkan tahun ini adalah Tahun Yubileum Belas Kasih yang bertepatan dengan Tahun Yubileum Ordo Dominikan. Kehadiran dan pewartaan Ordo Dominikan selalu peduli dengan belas kasih. Belas kasih selalu menjadi bagian dari spiritualitas Dominikan. Kita dipanggil mewartakan dan menanamkan Belas Kasih Allah dalam kehidupan umat seperti yang dimulai Santo Dominikus dan para pengikutnya 800 tahun lalu.” Kata-kata itu diungkapkan oleh Vikjen Keuskupan Purwokerto Pastor Tarcisius Puryatno Pr dalam Kata Pengantar Misa Yubileum 800th Ordo Pewarta dengan tema “Sent To Preach the Gospel” yang dipimpin Uskup Bandung, yang juga Uskup untuk Kongregasi Suster-Suster Santo Dominikus di Indonesia, Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC, di Katedral Purwokerto, 28 Agustus 2016, kabarnya laman penakatolik.com (Ordo Katolik ini didirikan oleh St. Dominikus pada th 1214 di Toulouse, Prancis dan diakui Paus pada 1216, - nota oleh Dr. Igor Popov). Misa itu dihadiri sekitar 600 orang. Sebanyak 65 di antaranya adalah Dominikan Awam dari Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Cirebon, 71 Suster OP dari Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bandung, Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Purwokerto, Keuskupan Surabaya dan Keuskupan Larantuka. Para konselebran adalah Uskup Purwokerto Mgr Julianus Sunarka SJ, Vikjen Purwokerto Pastor Tarcisius Puryatno Pr, Kepala Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto Pastor Bonifasius Abbas Pr, Rektor Skolastikat SCJ Yogyakarta Pastor FX Tri Priyo Widarto SCJ, Direktur Spiritualitas MSF Salatiga Pastor Margo Murwanto MSF dan Dosen STT Pastor Bonus Pontianak Pastor Johanes Robini Marianto OP. Hadir juga wakil Bupati Banyumas, Jawa Tengah, dr Laurentius Budhi Setiawan.
 Mgr Sunarka menyambut baik karya-karya Ordo Pewarta selama 800 tahun, khususnya karya-karya di Keuskupan Purwokerto dan Indonesia. Tahun 1931, cerita uskup, suster-suster OP mulai berkarya di Cilacap, yang masuk wilayah keuskupannya. Kemudian sekelompok suster yang sudah ada lebih dahulu meminta para suster OP menangani bahkan mengambil alih sekolah yang mereka garap. Tahun 1938 jumlahnya jadi 11 orang. Keadaan perang memaksa pusat kongregasi berpindah-pindah, dan akhirnya tiba di Keuskupan Bandung. Para suster OP pun menjadi “putri khusus” Keuskupan Bandung dan sekarang “Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC menjadi pimpinan (uskup) para suster OP seluruh Indonesia,” kata Mgr Sunarka. Menurut data provinsialat, kongregasi itu menjadi mandiri di bawah Keuskupan Bandung, 12 Desember 1987.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar