Kemenag: memilih kepala daerah berdasarkan pada program, bukan karena agama

Seperti diberitakan di jawapos.com, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengharapkan kepada masyarakat dalam memilih kepala daerah berdasarkan pada visi misi program. Bukan karena latar belakang agama. Ini dikatakan karena pada bulan Februari 2017 mendatang, 101 daerah akan menyelenggarakan Pemilhan Kepala Daerah (Pilkada) serentak. "Utamakan menilai program dan yang dibutuhkan di daerahnya," ujar Lukman di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Kamis (6/10).
 Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut menambahkan, agama tidak bisa dijadikan sebuah ukuran dalam memilih pasangan calon. Pasalnya, Indonesia menjadi kuat karena keberagamaan suku, budaya, dan agama, sesuai dengan Bhineka Tunggal Ika. "Semua agama itu baik," katanya. Sebelumnya, Direktur Eksekutif Lingkar Madanu untuk Indonesia (Lima), Ray Rangkuti mengatakan isu mengenai suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) masih menjadi jurus jitu untuk menyerang lawan politik atau pasangan tertentu dalam Pilkada serentak 2017 mendatang.
 Kampanye negatif berbau SARA untuk di Jakarta marak dilakukan melalui forum media sosial dan keagamaan. Dalam forum tersebut masyarakat diminta tidak memilih calon kepala daerah yang berbeda keyakinan. Begitu, seblumnya, sebagai umat Islam konsekuensinya harus menjalankan ajaran Islam, apabila tidak mengamalkan ajaran Islam sudah pasti kita tidak akan mendapatkan pertolongan Allah SWT. Demikian dikatakan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) KH Shabri Lubis, memberitahu lamannya fpi.or.id. Ia menjelaskan, salah satu ajaran Islam adalah tentang kepemimpinan. "Allah sang pencipta langit dan bumi di dalam Alquran lewat belasan bahkan puluhan ayat mengabarkan agar umat Islam tidak mengangkat orang kafir sebagai pemimpin," kata Ustaz Shabri. Ia menambahkan ayat lainnya dari surat At Taubah ayat 23, dimana Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi pemimpin, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar