Resmikan Sekolah Buddha, Wali Kota Bandung Sebut Dirinya Wali Kota untuk Semua Umat Beragama

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil beserta Pembimbing Masyarakat Budha Kantor Wilayah Kenterian Agama Provinsi Jawa Barat, Eko Supeno meresmikan gedung pendidikan Bodhi Sinar Terang Bandung dan Cetiya Bodhi Sinar Terang Bandung di Jalan Jenderal Sudirman No. 478-480 Bandung, Minggu (2/10/2016), kabarnya Kompas.com. Kegiatan itu sempat ia unggah melalui akun instagramnya @ridwankamil. "Meresmikan sekolah dan tempat ibadah umat Budha Bandung 'BodhiSinar Terang' di Jln Sudirman. Semoga tempat ini melahirkan manusia cerdas, baik hati, mencintai kemanusiaan dan bermanfaat untuk bangsa dan negara," tulis Ridwan dalam keterangan fotonya. Postingan itu pun memicu ragam komentar dari netizen. Namun, pria yang akrab disapa Emil itu langsung memberi penjelasan perihal kegiatannya tersebut. "Ada yang tanya kenapa yang begini di-posting? Karena ini agenda kedinasan wali kota dan saya secara sumpah adalah wali kota yang menjadi bapak dari semua umat beragama," jelas Emil dalam postingan-nya. Di sela kegiatan itu, Emil menuturkan, seluruh masyarakat Kota Bandung berhak mendapat pelayanan dan perlakuan yang sama dari wali kota. "Sebagai Wali Kota Bandung saya adalah wali kota semua umat beragama, mau agamanya apa saja, selama orang itu KTP Bandung mendapat perlindungan dari saya, mendapat restu dari saya,” ucapnya. Sekolah yang dimiliki oleh Yayasan Dharma Sugih Sejati itu terdiri dari 5 lantai dengan berbagai fasilitas yang representatif, mulai dari ruang kelas, multimedia, kolam renang, dan sarana ibadah.
 Sekolah tersebut menyelenggarakan pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah ini telah berdiri selama 5 tahun dan telah menempati gedung pendidikan ini selama kurang lebih 3 tahun. Meski sekolah tersebut berbasis agama Buddha, namun sekolah ini juga memberikan fasilitas yang sama untuk siswa agama lain, termasuk dalam hal tempat ibadah. Emil pun mengapresiasi sikap pihak yayasan yang tidak membeda-bedakan muridnya berdasarkan suku bangsa dan agama. "Artinya ini sangat menghormati konteks warga Kota Bandung yang mayoritas mungkin agamanya non-Buddha. Ini menunjukkan kebesaran hati dan toleransi antar umat beragama," jelasnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar