Gereja Toraja Adakan Pelatihan Pertanian Berbasis Organik

Dalam kehidupan warga masyarakat di Pasang Lambe, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan yang masih belum tersentuh dengan jaringan telepon seluler dan juga alat transportasi belum lancar sehingga untuk menjangkaunya lebih banyak mengadalkan ojek dengan biaya antara Ro. 80.000,- sampai Rp. 100.000,- adalah banyaknya potensi yang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk peningkatan ekonomi keluarga.

Mengikut pemberitaan dari laman "pgi.or.id", salah satu persoalan yang cukup berat dihadapi sekarang ini khususnya di warga jemaat yang ada pedesaan yang serba terbatas soal transportasi, alat komunikasi adalah soal ketersediaan bahan pangan yang cukup untuk kebutuhan sehari hari. Hal ini yang mendorong Pengurus Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja (PKBGT) Jemaat Pasang Lambe, Klasis Pare Pare melaksanakan pembinaan pengembangan potensi lokal untuk meningkatkan ekonomi keluarga berbasis potensi lokal. Pembinaan yang dilaksanakan pada 2-3 Agustus 2018 di gedung Gereja Toraja Jemaat Pasang Lambe Klasis Pare Pare. Lokasi ini berjarak sekitar 30 km dari poros jalan, yang dalam wilayah pemerintahan termasuk Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan dihadiri sejumlah anggota Jemaat Pasang Lambe dan juga utusan dari Pos Pos PI yang ada di daerah tersebut. Namun karena kendala jarak dan transportasi sehingga kehadiran anggota jemaat khususnya dari Pos PI sangat terbatas. Ini disebabkan kalau jalan kaki maka ada yang menempuh beberapa jam, termasuk kalau naik ojek bisa sampai dua jam dengan biaya lebih seatus ribu. Dalam kondisi demikian, maka ke depan tentu dalam pembinaan akan mempertimbangkan kehadirian warga jemaat di Pos PI dan masyarakat sekitar sebagai bagian dari kebersamaan sebagai warga masyarakat.   Fasilitator dalam pelatihan ini adalah Pnt. Aleksander Mangoting dari Pengurus Pusat PKBGT. Salah satu kegiatan dalam pelatihan ini adalah bagaiamana memanfaatkan buah buahan yang ada bahkan ada yang terbuang selama ini seperti jambu biji, pisang, untuk diolah menjadi just ternak. Dalam latihan ini seluruh peserta mengambil bahagian dengan langsung berpartisipasi sehingga seluruh peserta langsung mengalami proses. Proses inilah yang dianggap oleh peserta pelatihan amat penting dan strategis untuk pelatihan pelatihan berikutnya. Dalam pelayanan pegabdian selama lebih dari dua puluh tahun lewat berbagai lembaga pelayanan untuk mendampingi berbagai kelompok petani, hal yang ditanamkan adalah bagaimana bertani secara organik. Artinya menggunakan potensi alam yang ada, dan tidak menggunakan pupuk yang diproduksi pabrik dan juga pestisida. Kedua bahan inilah yang merusak alam (tanah) ini sehingga tanah tidak dapat lagi menghasilkan secara optimal, kalau bisa menghasilkan nanti ketika diberikan pupuk dan semakin lama semakin banyak. Hal ini diungkapkan Pnt. Aleksander Mangoting dihadapan peserta pelatihan yang penuh kekeluargaan mengenai pertanian organik, termasuk melatih peserta bagaimana memanfaatkan buah buahan yang sudah busuk untuk menjadi just ternak. Di akhir pelatihan disepakati bahwa pelatihan ini tidak berakhir sampai disini, tetapi ini merupakan awal dari berbagai pelatihan yang akan dilaksanakan ke depan sehingga berbagai potensi yang ada disekitar kehidupan masyarakat di Pasang Lambe dan tempat tempat lain di Pos Pos PI dapat dimanfaatkan dan dikembangkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Untuk itu, pelatihan akan dilaksanakan secara berkala ke depan dengan pokok materi sesuai potensi lokal dan setiap kali pelatihan akan dilakukan dengan menekankan satu materi yang langsung dipraktikkan di lapangan sehingga peserta pelatihan dapat melihat dan mehaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar